Etika Saat Makan Omakase, Omakase merupakan ungkapan yang berasal dari istilah “omakase shimasu” dalam bahasa Jepang. Artinya, “saya percaya padamu, koki.”
Sederhananya, omakase adalah konsep makan asal Jepang yang juga banyak di terapkan di restoran sushi di luar jepang. Konsep omakase membebaskan koki berkreasi sesuai standar setiap restoran, sementara tamu menikmati satu per satu sajian yang di suguhkan langsung oleh koki, tanpa perantara pramusaji.
Jadi, omakase menghadirkan kesan ekslusif karena bentuknya seperti bar, tamu bisa berbincang langsung dengan sanga pembuat makanan yang juga menyiapkan hidangan tepat di depannya.
Menu omakase sebenarnya tidak terbatas pada sushi. Bisa juga yakitori atau sate ayam ala jepang. Seperti yang di tawarkan koki sekaligus Co-Founder Junsei Yakitori and Bar, Aman Lakhiani, yang baru membuka restorannya di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.
Baca juga: Rekomendasi Tempat Makan Keluarga di Cirebon
Selain menu a la carte atau satuan, Aman juga menyediakan opsi omakase bagi tamu yang datang ke restorannya. Sebelum datang dan mencoba santapan dengan konsep omakase, kamu bisa menyimak etikanya terlebih dahulu berikut ini:
1. Hindari pilih-pilih makanan
Arti ungkapan omakase shimasu bukan hanya bacaan. Tamu yang menyantap omakase harus mempercayakan pilihan menu kepada chef/koki.
Restoran atau koki biasanya sudah memberikan paket harga per orang kepada calon tamu restoran. Sisanya, tamu hanya perlu duduk dan menikmati karya tangan dari koki omakase.
“Sejujurnya, kalau mau menyantap omakase itu harus open ya. Jangan pilih-pilih mau makan ini atau hanya mau makan itu,” ujar Aman saat di temui oleh tim kami dan soft opening Junsei Yakitori and Bar.
Ada pengecualian bila tamu memiliki alergi terhadap bahan makanan tertentu. Bisa langsugn di beritahu pada koki. “Kalau banyak pilihan, lebih baik makan a la carte saja karena omakase itu chef’s choice. Jadi, harus open untuk mencoba (hidangan) baru,” tambah dia.
2. Jangan buru-buru
Aman mengatakan, durasi menyantap omakase berkisar 90-150 menit, tergantung banyaknya hidangan dan tempat duduknya. Sebab, omakase, seperti di restoran, tidak hanya tersedia di counter atau bar restoran, melainkan meja-meja biasa.
Koki tetap melayani omakase di meja lain dalam restoran. tentu dengan konsep yang sama, koki ikut menyajikan atau menyapa tamu langsung. Jadi, sebaiknya siapkan waktu khusus untuk omakase agar tidak di kejar-kejar walti selama satu hingga dua jam.
3. Mulai interaksi dengan koki
Jangan menyia-nyiakan kesempatan bertemu langsugn dengan koki restoran. Manfaatkan waktu selama omakase untuk bercakap-cakao dengan koki.
Di tambahkan dari Master Class, koki omakase umumnya sangat terbuka dengan percakapan dengan tamu selama omakase. Boleh bertanya soal makanan yang di sajikan, istilah kuliner, atau lainnya yang berhubungan dengan menu tersebut.
4. Tanya sebelum foto
Konsep omakase yang ekslusif tak jarang membuat tamu ingin mengabadikan momen seperti ini. Namun, sebaiknya tanya dulu aturan berfoto pada koki atau restoran tersebut sebelum memotret diri, makanan, maupun foto bersama koki.