Penyebab Henti Jantung – Henti jantung mendadak (cardiac arrest) sering kali menjadi penyebab utama kematian atlet muda. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. Bobby Arfhan Anwar SpJP(K) mengatakan bahwa ada dua penyebab henti jantung mendadak yang paling sering di alami oleh atlet muda.
“Pertama, gangguan irama jantung yang tidak di ketahui sebelumnya, dan yang kedua, penebalan dinding otot jantung ekstrem yang di sebut dengan hypertrophic cardiomyopathy,” kata Bobby yang di kutip dari ulasan video yang di unggahnya di Instagram.
Menurut keterangannya, dua keadaan tersebut umum di sebabkan oleh faktor genetik atau bawaan seseorang sejak lahir. Saat olahraga, khususnya olahraga kompetitif, frekuensi denyut jantung akan meningkat bisa sampai ke frekuensi denyut jantung maksimal.
“Keadaan ini dapat memicu episode gangguan irama jantung berat, takikardia ventrikular, yang menyebabkan henti jantung mendadak,” ujarnya.
Mengutip Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK), denyut jantung maksimal adalah kemampuan maksimal yang dapat di toleransi jantung anda tanpa adanya gejala berbahaya.
Denyut jantung maksimal di dapatkan dari rumus 220 di kurangi usia anda. Misalnya, pada orang berusia 17 tahun, maka denyut jantung maksimalnya adalah 203 kali per menit.
Saat berolahraga, usahakan untuk mencapai target detak jantung yang optimal, yaitu 50-85 persen dari 203, yaitu 101,5 – 172,55 kali per menit.
Baca juga : Urutan Pemakaian Skincare Pagi dan Malam Wajib Diketahui
Risiko Henti Jantung Mendadak Pada Atlet Muda
Di kutip dari UC Health, henti jantung mendadak di kalangan atlet muda berdampak fatal, meski kemungkinannya tergolong rendah. Seorang ahli bedah jantung di UC Health University of Colorado Hospital Dr. Muhammad Aftab mengatakan, kira-kira satu dari 50.000 hingga satu dari 80.000 atlet muda akan meninggal setiap tahun akibat henti jantung mendadak.
Namun, henti jantung mendadak tetap merupakan penyebab utama kematian terkait olahraga pada atlet muda yang kompetitif. Yang presentasi kematiannya mencapai 75 persen selama olahraga atau latihan. Risiko tersebut jauh lebih rendah daripada peluang satu banding 1.000 untuk henti jantung mendadak di seluruh populasi AS.
Namun, mengingat usia muda dan tingkat kebugaran yang tinggi yang umumnya berkolerasi dengan kesehatan jantung. Penyakit ini mengejutkan bagi atlet muda yang tampaknya sehat.
Pada Minggu kemarin, pebulu tangkis asal China Zhang Zhi Jie meninggal dunia karena henti jantung mendadak saat bertanding melawan Jepang di Asia Junior Championships (AJC) di Yogyakarta. Laki – laki kelahiran 30 Januari 2007 ini meninggal saat usianya masih 17 tahun.
Henti jantung mendadak juga pernah menyerang atlet muda lainnya, seperti bintang NBA Bronny James saat usia 18 tahun. Pemain NFL Damar Hamlin 24 tahun, bintang sepak bola Denmark Christian Eriksen 29 tahun. Namun, kasus ketiganya berbeda dengan Zhang Zhi Jie karena mereka bisa terselamatkan.
Lebih dari 80 persen atlet selamat jika ada pelatih atletik bersertifikat di lokasi pertandingan atau latihan dan terlibat dalam resusitasi.